Trio Detektif – Apa sebabnya tiba-tiba muncul dua orang yang berminat sekali pada sebuah cermin antik dari Spanyol milik Mrs. Darnley?
Seorang pengumpul benda seni begitu berkeras, ingin membelinya dari wanita kaya itu. Kemudian muncul lagi seseorang, yang berusaha mencurinya!
Trio Detektif dihubungi, dengan permintaan agar mau menangani kasus aneh itu. Mereka setuju — tapi tanpa sedikit pun menduga bahwa mereka akan terlibat dalam berbagai peristiwa menyeramkan. Cermin kuno itu mendatangkan kericuhan demi kericuhan, yang tidak saja disebabkan oleh manusia biasa, tapi juga — hantu yang gentayangan dalam gelap!
Trio Detektif—Jupiter Jones, Pete Crenshaw, dan Bob Andrews—kali ini harus menghadapi kasus yang melibatkan benda yang tak terduga: Cermin Berhantu. Jupiter, si pemimpin yang selalu punya rencana matang, Pete, si pemberani yang siap menghadapi apapun, dan Bob, si pengamat teliti yang nggak pernah melewatkan detil, menyelidiki sebuah rumah yang konon dihantui oleh cermin tua yang bisa mempengaruhi siapa saja yang melihatnya.
Kasus ini dimulai ketika seorang keluarga yang baru pindah ke rumah tua itu mulai melaporkan kejadian aneh yang berhubungan dengan cermin besar di ruang tamu mereka. Setiap kali seseorang melihat ke dalam cermin tersebut, mereka merasa seperti ada yang aneh, dan beberapa orang bahkan mengaku melihat bayangan gelap yang bergerak di dalamnya. Kejadian-kejadian ini semakin sering terjadi, dan keluarga tersebut mulai merasa ketakutan. Mereka pun menghubungi Trio Detektif untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Trio Detektif segera memeriksa rumah tersebut. Begitu mereka masuk ke ruang tamu dan melihat cermin besar itu, suasana langsung terasa mencekam. Cermin itu tampak biasa saja, dengan bingkai kayu tua yang terlihat usang. Namun, saat Jupiter mendekat dan memeriksa dengan seksama, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Pete sempat bercanda kalau cermin itu pasti “misterius,” tapi Bob langsung mencatat beberapa hal yang membuatnya merasa waspada, seperti bekas sidik jari yang tampaknya muncul dan menghilang dengan sendirinya di permukaan cermin.
Saat mereka melanjutkan penyelidikan, mereka mulai menemukan bahwa kejadian aneh yang terjadi di sekitar cermin ini bisa jadi lebih dari sekadar kebetulan. Ada beberapa benda di sekitar rumah yang tampaknya terhubung dengan cermin itu—sebuah buku tua yang tergeletak di meja dan beberapa simbol aneh yang tercatat di dinding. Pete sempat merinding ketika ia merasa seperti ada yang mengamatinya dari balik cermin, sementara Bob menemukan pola tertentu yang berulang di sekitar rumah.
Dengan keberanian Pete, kecerdikan Jupiter, dan ketelitian Bob, mereka mulai merangkai petunjuk dan mencurigai bahwa cermin itu mungkin bukan hanya benda biasa. Mungkin ada yang lebih gelap yang tersembunyi di dalamnya. Mereka memutuskan untuk lebih dalam lagi menyelidiki sejarah cermin itu, dan mereka menemukan bahwa sebelumnya, cermin itu pernah dimiliki oleh seorang pesulap yang terkenal dengan trik-triknya yang misterius dan sedikit menyeramkan.
Ketegangan memuncak ketika mereka kembali ke rumah dan memutuskan untuk memeriksa cermin itu lebih dekat. Dengan rencana yang cerdik dari Jupiter, mereka akhirnya mengungkap apa yang sebenarnya tersembunyi di balik cermin tersebut. Tapi apa yang mereka temukan benar-benar di luar dugaan dan sangat mengejutkan.
Membaca cerita ini bikin aku ikut merasa tegang saat mereka menjelajahi rumah dan cermin yang penuh misteri. Setiap petunjuk yang ditemukan makin menambah rasa penasaran, sementara kejutan-kejutan yang muncul saat mereka mendekati kebenaran benar-benar membuat cerita ini seru banget. Jupiter dengan ide-idenya yang selalu tepat, Pete yang berani menghadapi segala hal, dan Bob yang selalu teliti dalam mencatat setiap detil membuat cerita ini hidup dan penuh ketegangan.
“Misteri Cermin Berhantu” adalah cerita yang memadukan ketegangan, teka-teki, dan sedikit sentuhan horor yang bikin penasaran dari awal sampai akhir. Kalau kamu suka cerita misteri dengan elemen benda berhantu yang penuh rahasia, petualangan ini wajib banget kamu baca!
Review by JIA